Assalamu’alaikum
sahabatku…
Dahulu
kala ada seorang ulama bernama Ibnu Hajar al-‘Asqalani. Pada mulanya, ia adalah
seorang santri yang bodoh. Meskipun
sudah lama belajar, dia belum juga paham.
Akhirnya,
Ibnu Hajar memutuskan untuk pulang. Dia
pun mohon diri kepada kyainya supaya
diperbolehkan pulang. Dengan berat hati sang kyai membolehkan Ibnu Hajar
pulang, tetapi sambil berpesan agar Ibnu Hajar tidak berhenti belajar.
Akhirnya
Ibnu Hajar pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, hujan turun dengan lebat. Dia
terpaksa berteduh dalam sebuah gua. Pada saat di gua, dia mendengar suara
gemericik air, lalu dia mendatangi sumber suara tersebut.
Ternyata,
itu suara gemericik air yang menetes
pada sebongkah batu yang sangat besar.
Batu besar itu berlubang karena telah bertahun-tahun terkena tetesan
air. Melihat batu yang berlubang tersebut, akhirnya Ibnu Hajar merenung.
Dia
berpikir, batu yang besar dan keras ini lama-lama berlubang hanya karena
tetesan air. Kenapa aku kalah dengan batu? Padahal akal dan pikiranku tidak
sekeras batu, itu artinya aku kurang lama dan tekun belajar.
Setelah
berpikir, akhirnya Ibnu Hajar kembali lagi ke pondok untuk menemui sang kyai. Ia pun belajar lagi dengan
penuh semangat.
Belum ada tanggapan untuk "Kisah “Ibnu Hajar al-‘Asqalani (Si Anak Batu)”"
Post a Comment