Search This Blog

Contoh Penggunaan Ungkapan dan Peribahasa pada Prosa Fiksi, Nonfiksi, dan Puisi

Contoh Ungkapan dan Peribahasa dalam Prosa Fiksi dan Nonfiksi

Contoh 1
.....................
Nyonya Hidayat menggigit bibirnya. Oh, jadi itu kiranya yang membawa mereka kemari! Selanjutnya ia harus lebih berhati-hati dalam bicaranya. Apa yang dikatakannya pada suatu saat secara santai bisa saja menjadi senjata makan tuan di kemudian hari! Kalau begitu orang betul-betul harus menjaga mulutnya, pikir Nyonya Hidayat dalam hati.
...................
(Dari: Misteri Gugurnya Sekuntum Dahlia, oleh S. Mara. GD)

Contoh 2
........................
Awal segalanya, yakni pada suatu hari datanglah seorang laki-laki bersama Sutan Caniago kepadanya. Ia seorang ayah dari empat orang anak. Katanya ia tak sanggup di kampung lagi.

Maksudnya ia hendak merantau, mengadu untung di kota. Tapi ia memerlukan modal. Untuk mendapat modal itulah, ia menemukan Sutan Duano. Ia hendak menggendon padinya yang telah selesai disianginya.

“Aku juga petani, “ kata Sutan Duano cepat. “Bapak petani sebatang kara. Aku punya istri. Punya empat orang anak. Bebanku enam kali lebih berat dari Bapak.”

Fakta yang dikatakan Sutan Caniago itu benar. Tapi fakta-fakta lain menunjukkan akibatnya yang tidak selamanya cemerlang. Bahkan lebih banyak yang ambruk jadinya daripada berhasil. Sutan Duano tahu, bahwa orang-orang yang merantau itu pada masa permulaannya yang kadang-kadang panjang itu tenggelam seperti batu jatuh lubuk di rantau orang.

Jarang sekali mereka mengirimkan nafkah buat anak istrinya yang berkuras mencarikan isi perut mereka di kampung. Dan pada suatu masa, kalau suaminya pulang, ia membawakan kain baju yang indah-indah buat anak istrinya. Dan si istri memakainya ke setiap pasar seolah memperagakan pemberian suaminya yang beruntung di rantau.

Baru saja Sutan Duano selesai berkata, tiba-tiba laki-laki itu mengangkat kepalanya. Lantunan cahaya lampu di wajahnya bertambah marak, tapi air mukanya gelap.
........................
(Dari roman: Kemarau, karya; A.A. Navis)

Contoh 3
............
Adapun para calon lurah beserta tim sukses dan komunitas pendukungnya tidak perlu ikut melakukan pekerjaan kecil dan lokal menyelamatkan Sobirin. Sepembahasan mereka bertugas di wilayah yang lebih tinggi, lebih luas, dan lebih jauh ke depan. Mereka agent of the change. Mereka pemegang tongkat zaman. Mereka penentu masa depan seluruh kampung.
.............................
(Sumber: Seputar Indonesia, 14 Desember 2007)


Contoh Ungkapan dan Peribahasa dalam Puisi:

(Karya: Tarmizi Basri)
....................
Hatiku terang menerima kasihmu, bagai bintang
Memasang lilinnya 
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap
Malam menyirak kelopak
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu
Penuhi dadaku dengan cayamu, biar bersinar
Mataku sendu biar berbinar gelakku rayu!
....................
Kemerdekaan itu
Adalah kambing hitam gembala
Yang diberi racun
Akhirnya mati sia-sia
Kemerdekaan itu
Adalah adu jangkrik yang dikitik-kitik
Dalam lingkaran arena sepatu serdadu
Di bawah acungan ujung peluru
........................

(Karya: Edim Hartati Suara Karya, 6 Juni 1981)
........................
Walaupun kau telah tiada
Namamu tetap harum dan
Membekas di hati masyarakat
Seperti kata pepatah
Harimau mati meninggalkan belang
Gajah mati meninggalkan gading.
...........................

(Karya: Jozef B. Kalengkongan) 
...........................
Saat esa terhilang di pertempuran
Ribuan terbilang menggantikannya
Semangat membara menyatu keberagaman bangsa
Mengantar Soekarno-Hatta ke corong proklamasi
Kumandangkan Jaya Indonesia Merdeka.
..........................

(Karya: Adi Sarjono)
..............................
Hh....!
Kata itu rupanya benar-benar mati
Terkubur di antara belitan resesi ekonomi yang tak tahu
Ujungnya
Terkekang di tengah-tengah kerumunan massa yang
Mengamuk mempembahasani buta
Terkungkung di bawah peradilan yang ompong tak bergigi.
.............................

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Contoh Penggunaan Ungkapan dan Peribahasa pada Prosa Fiksi, Nonfiksi, dan Puisi"

Post a Comment