Ide pembangunan Masjid Istiqlal muncul setelah Belanda
menyerahkan kedaulatannya kepada Indonesia pada tahun 1949. Menteri Agama waktu
itu, K.H. Wahid Hasyim dan Cokroaminoto mengajukan ide itu ke Presiden Sukarno.
Pada tahun 1953, dibentuk kepanitian yang diketuai Anwar Cokroaminoto.
Sukarno bahkan terlibat langsung dalam kepanitiaan,
sebagai Bagian Teknik Pembangunan Masjid Istiqlal dan ketua dewan juri
sayembara maket Istiqlal. Masjid Istiqlal dibangun sebagai bentuk rasa syukur
bangsa Indonesia atas kemerdekaan. Itulah sepembahasannya masjidnya dinamakan
Istiqlal, yang berarti merdeka.
Sayembara baru digelar pada tahun 1955. Ada 30 peserta
yang ikut, 27 di antaranya menyerahkan gambar. Setelah diseleksi, hanya 22 yang
memenuhi syarat lomba. Dewan juri pun memutuskan lima peserta sebagai finalis,
yaitu F Silaban dengan sandi “Ketuhanan”, R Oetoyo dengan sandi “Istighfar”,
Hans Groenewegen dengan sandi “Salam”, lima orang mahasiswa ITB dengan sandi
“Ilham”, tiga orang mahasiswa ITB dengan sandi “Khatulistiwa”.
Dewan juri kemudian menyepakati karya F Silaban sebagai
pemenang. Menggunakan dana APBN senilai Rp 7 miliar dan 12 juta dolar AS,
masjid dibangun dengan penanaman tiang pancang pada tahun 1961. Pembangunan
baru selesai 17 tahun kemudian. Presiden Soeharto meresmikannya pada 22
Februari 1978.
Masjid ini memakai areal lahan seluas 9,5 hektare.
Sebanyak 2,5 hektare dipakai untuk bangunan. Luas areal parkir mencapai 3,35
hektare, dan taman mencapai 6,85 hektare.
Gedung induk dibangun di atas lahan satu hektare mencapai
lima tingkat dengan ketinggian 55,8 meter dari permukaan tanah. Kontruksi beton
bertulang masjid ini mencapai 92.292,87 meter persegi. Tiang pancangnya ada
5.138 buah.
Di gedung induk ini ada kubah setengah bola di puncaknya,
memakai kerangka polyhendra eks-Jerman Barat. Kontruksinya beton bertulang
bergaris tengah 45 meter. Ada 12 tiang kolom bergaris tengah 2,5 meter yang
dilapisi stainless steel yang menyangga kubah ini. Tiang-tiang itu dihubungkan
dengan beton ring berukuran 2,4,5 meter.
Di tengah kubah tergantung sound system seberat tiga ton.
Di tengah-tengah lingkaran kubah (dilihat dari dalam) dituliskan lafaz Ayat
Kursi dan Surat Al Ikhlas. Di puncak kubah, ada lambang bulan-bintang yang
disangga tiang baja setinggi 17 meter, bergaris tengah tiga meter. Berat
keseluruhan 2,5 ton.
Masjid dilengkapi menara di sebelah timur, setinggi 6,666
cm dengan diameter 5 meter. Ini melambangkan jumlah ayat-ayat Al-Quran. Puncak
menara dengan ketinggian 30 meter dan berat 28 ton terletak di atas tempat
azan.
Masjid juga dilengkapi dengan beduk dari kayu meranti
merah yang telah berusia 300 tahun (asal dalam Kalimantan Timur), sebagai beduk
terbesar di Indonesia. Garis tengah beduk bagian depan mencapai dua meter,
garis tengah bagian belakang 1,71 meter. Panjang beduk ada tiga meter. Beratnya
mencapai 2,3 ton.
Dalam saat bersamaan, 200 ribu jamaah tertampung dari
lantai satu sampai lantai lima. Terasnya saja mampu menampung 50 ribu jamaah.
Lantai dasar seluas 25 ribu meter persegi d.adikan sebagai areal perkantoran.
Majelis Ulama Indonesia, Dewan Masjid Indonesia, Badan Komunikasi Pemuda Remaja
Masjid Indonesia, berkantor di sini.
(Sumber : Republika, 16 Desember 2007)
Belum ada tanggapan untuk "Masjid Istiqlal Simbol Rasa Syukur Kemerdekaan "
Post a Comment