Unsur-Unsur Surat Dinas dan Surat Resmi
Surat dinas dan surat resmi memiliki unsur-unsur yang
sama, yaitu: kepala surat, tanggal surat, lampiran, perihal, alamat tujuan
surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan, nama jelas,
jabatan, tembusan, dan inisial.
Selain penggunaan bahasa yang bersifat formal, dalam
penulisan unsur-unsurnya surat juga harus mematuhi kaidah penulisan bahasa yang
sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Berikut beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menulis surat:
1. Penulisan Kepala Surat
Kepala surat berguna untuk memberikan informasi kepada
penerima surat tentang nama, alamat, serta keterangan lain yang berkaitan
dengan instansi atau badan pengirim surat. Unsur-unsur alamat dipisahkan dengan
tanda koma, bukan dengan tanda hubung.
Kata jalan dituliskan lengkap jalan, tidak singkat Jl.
atau Jln. Jika kantor tersebut memiliki nomor telepon, tuliskan kata Telepon,
bukan Tilpon, dan bukan pula singkatan Telp. atau Tilp. Kemudian, nomor telepon
tidak perlu diberi titik karena bukan merupakan suatu jumlah (Telepon 4536754,
bukan Telpon 4.536.754).
2. Penulisan tanggal surat
Tanggal surat dinas tidak perlu didahului nama kota
karena nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat. Selanjutnya, nama bulan
itu jangan disingkat atau ditulis dengan angka (November menjadi Nov. atau 11;
Februari menjadi Feb. atau 2). Tahun juga dituliskan lengkap, tidak disingkat
dengan tanda koma di atas. Pada akhir tanggal surat, tidak dibubuhkan tanda
baca apa pun, baik titik maupun tanda hubung.
Perhatikan penulisan tanggal surat dinas yang benar.
Kepala Surat
28 Oktober 2007
3. Penulisan Alamat Surat
Penulisan alamat (dalam) surat diatur sebagai berikut:
a.
Alamat yang dituju
ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah antara hal surat dan salam
pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri ini lebih menguntungkan
daripada dituliskan di sebelah kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat
tidak ada. Jadi, alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal
karena tempatnya cukup leluasa.
b. Alamat surat tidak
diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai penghubung
intrakalimat yang menyatakan arah. (Alamat pengirim pun tidak didahului kata
dari karena kata dari berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan
asal).
c.
Alamat yang dituju
diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang terhormat (tidak diikuti titik).
d.
Sebelum mencantumkan
nama orang yang dituju, biasanya penulis surat mencantumkan sapaan Ibu, Bapak,
Saudara atau Sdr.
e. Jika
nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan namanya, seperti
Drs., Ir., dan Drg., kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara tidak digunakan.
Demikian juga, jika alamat yang dituju itu memiliki pangkat, seperti sersan
atau kapten, kata sapaan Bapak, Ibu atau Saudara tidak digunakan. Jika yang
dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur PT atau kepala instansi tertentu,
kata sapaan Bapak, Ibu, atau Sdr. tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau
dengan jabatan.
Perhatikan
contoh penulisan alamat yang benar:
Yth. Bapak
Syakuro, B.A.
Yth. Bapak
Darwino
Yth. Ir.
Mariani
Yth. Kepala
Desa Tajur
Yth. Kapten
Sum.o
f. Penulisan
kata jalan tidak singkat. Kemudian, nama gang, nomor, RT, dan RW biasanya
dituliskan lengkap dengan huruf kapital setiap awal kata. Selanjutnya, nama
kota dan provinsi dituliskan dengan huruf awal kapital, tidak perlu
digarisbawahi atau diberi tanda baca apa pun. Seperti pada alamat pengirim,
pada alamat yang dituju pun perlu dicantumkan kode pos jika kota tersebut telah
memilikinya untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian surat Anda ke alamat
yang dituju.
Perhatikan contoh penulisan alamat di bawah
ini:
Yth. Kepala Biro Umum
Departemen .....
Jalan Menteng Raya No. 5
Jakarta Pusat 12254
Adakalanya alamat yang dituju oleh penulis tidak jelas.
Misalnya, penulis surat tidak tahu persis kepada siapa surat tersebut
dialamatkan, apakah kepada direktur, kepada sekretarisnya, ataukah kepada
kepala bagian personalianya.
Kalau demikian permasalahannya, penulis surat harus
menggunakan alamat yang umum saja, seperti pimpinan sehingga alamat itu,
misalnya, ditulis sebagai berikut:
Yth. Pimpinan Pabrik Minyak Lam Kiau
Jalan Tabing No. 10
Padang
Jika kita berkirim surat kepada seseorang berdasarkan
iklan surat kabar, seperti iklan dalam Kompas atau dalam Suara Pembaharuan,
hendaklah surat itu ditujukan kepada pemasang iklan tersebut, dan bukan kepada
iklannya. Oleh karena itu, alamat yang benar menurut kaidah bahasa adalah
alamat yang ditujukan kepada pemasangnya, seperti contoh berikut :
Yth. Pemasang Iklan
pada harian Kompas
Kotak Pos 2619 Jakarta 10001
di Bawah No. 658
Dalam alamat yang dituju kadang-kadang digunakan
singkatan u.p. (untuk perhatian). Bentuk singkatan u.p. (u kecil diberi titik
dan p kecil diberi titik) digunakan di depan nama bagian dari suatu instansi
apabila masalah surat dipandang cukup dapat diselesaikan oleh pejabat yang
tercantum setelah u.p. tanpa diperlukan penentuan keb.aksanaan langsung
pemimpin/kepala instansi yang bersangkutan.
Misalnya :
Misalnya :
Yth. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
u.p. Kepala Subbagian Keuangan
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta 13220
4. Penulisan salam pembuka
Penulisan salam pembuka mengikuti aturan berikut. Salam
pembuka dicantumkan di sebelah kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran,
hal, dan alamat surat. Huruf pertama awal kata dituliskan dengan huruf kapital,
sedangkan kata yang lain dituliskan kecil semua, kemudian salam pembuka itu
diikuti tanda koma.
Ungkapan yang lazim digunakan sebagai salam pembuka dalam
surat-surat dinas yang bersifat netral adalah.
Dengan hormat, (D kapital, h kecil)
Salam sejahtera, (S kapital, s kecil)
Saudara .....,
Saudara ..... yang terhormat,
Bapak ..... yang terhormat,
Dr. Ir. Aceng Suherlan yang terhormat,
Prof. Adad Iskandar yang terhormat,
5. Penulisan Salam Penutup
Huruf awal kata salam penutup ditulis dengan huruf
kapital, sedangkan kata-kata lainnya ditulis kecil. Sesudah salam penutup,
dibubuhkan tanda koma.
Misalnya :
Misalnya :
Benar Salah
Salam takzim, Salam Takzim,
Salam kami, Salam Kami,
Hormat kami, Hormat Kami,
Wasalam, Wassalam,
6. Tanda Tangan, Nama Jelas, dan Jabatan
Surat dinas dianggap sah jika ditandatangani oleh pejabat
yang berwewenang, yaitu pemegang pimpinan suatu instansi, lembaga, atau
organisasi. Nama jelas penanda tangan dicantumkan di bawah tanda tangan dengan
hanya huruf awal setiap kata ditulis kapital, tanpa diberi kurung dan tanpa
diberi tanda baca apa pun.
Di bawah nama penanda tangan, dicantumkan nama jabatan
sebagai identitas penanda tangan tersebut. Jika akan dicantumkan pula nomor
induk pegawai pejabat yang bersangkutan, pencantumannya di antara nama jelas
dan jabatan. Akan tetapi, sebenarnya pencantuman NIP bukan merupakan suatu
keharusan.
Perhatikan contoh di bawah ini:
M. Taufik Arif
NIP. 130519977
Kepala
Perhatikan pencantuman tanda tangan, nama jelas, dan
jabatan di bawah ini:
Tanda tangan
Drs. Sungaji
Kepala
Tanda tangan
M.Arsalan, S.E.
Direktur
Tanda tangan
Prof. Dr. Sangkuni, M.Sc.
NIP. 130427722
Rektor
7. Penggunaan Bentuk Singkatan a.n. dan u.b.
Bentuk a.n. (a kecil diberi titik dan n kecil diberi
titik) digunakan jika penandatanganan dilakukan oleh pejabat setingkat di bawah
pimpinan yang ditunjuk oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. Bentuk
singkatan a.n. dicantumkan di depan nama jabatan yang melimpahkan wewenang
penandatanganan itu.
Perhatikan bentuk penulisan bentuk singkatan a.n. di
bawah ini:
..............................
a.n. Direktur Utama
PT Sumber Waras
Tanda tangan
Mardoni
Direktur Pemasaran
................................
a.n. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BNI 1946
Tanda Tangan
Nama jelas
Sekretaris Pusdiklat
Bentuk singkatan u.b. (u kecil diberi titik dan b kecil
diberi titik) digunakan jika penandatanganan surat itu dilakukan oleh staf
suatu instansi yang kedudukannya dua tingkat atau lebih di bawah pimpinannya.
Perhatikan bentuk penulisan singkatan u.b. di bawah ini :
...............................
Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja
Propinsi....
u.b.
Tanda Tangan
Nama Jelas
Kepala Bagian Personalia
......................................
a.n. Gubernur Kepala daerah Tk.I
Provinsi......
Pembantu Gubernur Wilayah I
u.b.
Tanda Tangan
Nama Jelas
Bupati.....
8. Tembusan
Ada beberapa instansi yang menamakan bagian ini tindasan
atau c.c. (carbon copy), Pusat Bahasa tidak menganjurkan penggunaan istilah
tersebut. Yang dianjurkan Pusat Bahasa adalah Tembusan.
Perhatikan penulisan tembusan di bawah ini:
Tembusan:
1.
Direktur Sarana
Pendidikan
2.
Kepala Bagian Tata
Usaha
3.
Sdr. Suk.an
9. Inisial
Inisial disebut juga sandi, yaitu kode pengenal yang
berupa singkatan nama pengonsep dan singkatan nama pengetik surat. Inisial
ditempatkan pada bagian bawah di sebelah kiri.
Misalnya:
Misalnya:
SR/Ggn
SR : Singkatan nama pengonsep: Siti Rumati
Ggn : Singkatan nama pengetik: Gugun
Sering Kalah Bermain Poker atau Permainan Lain?? Butuh Konsultasi Seputar Poker atau Permainan Lain Agar Menang Terus??
ReplyDeleteDapatkan Trik dan Tips Jitu dari Donaco Poker...
Cukup Daftar menjadi Member saja..!!
Pendaftaran Gratis!!
Dapatkan Info Freechip Terbaru Dari Donaco Poker..
Dapatkan Juga
- Bonus Deposit 15% New Member Weekend.
- Bonus Deposit 10% Next Deposit Weekend.
- BONUS DEPOSIT HARIAN 5%
- BONUS ROLLINGAN MINGGUAN 0.5%
- BONUS KEJUTAN LAINNYA
Hubungi Kami Secepatnya Di :
WHATSAPP : +6281333555662