Salam
cerdas…..
Lari
dan lompat merupakan dua unsur penting dalam olahraga atletik. Kedua teknik
tersebut harus dikuasai dengan baik agar memiliki kemampuan di bidang altletik.
Lari merupakan nomor atletik yang paling umum. Selain bisa dilakukan oleh
perorangan, lari juga bisa dilakukan secara beregu, yaitu lari sambung atau
estafet.
Jenis
lari ini membutuhkan kerja sama yang baik. Nomor lompat dalam atletik misalnya
lompat jauh. Jika pada lari estafet yang diukur adalah kecepatannya, dalam
lompat jauh yang diukur adalah jarak lompatan. Pada pelajaran berikut, Anda
akan lebih memperdalam kedua nomor atletik ini.
A. Lari Sambung (Lari Estafet)
Lari
sambung pada dasarnya adalah melakukan gerak lari secepat mungkin dengan
membawa tongkat. Pada lari sambung terjadi perpindahan tongkat dalam regu. Satu
regu lari sambung beranggotakan empat pelari, yaitu pelari pertama, pelari
kedua, pelari ketiga, dan pelari keempat.
Jarak
nomor lari sambung yang diperlombakan adalah 4 × 100 m dan 4 × 400 m. Hal ini
menunjukkan bahwa lari sambung termasuk lari jarak pendek atau lari cepat. Hal
yang perlu diperhatikan dalam lari sambung adalah cara perpindahan tongkat
antarpelari. Setiap pelari harus dapat melakukan teknik ini dengan benar
sehingga tidak menghambat kecepatan berlari.
1.
Perpindahan Tongkat
Dalam
perpindahan tongkat, ada dua cara perpindahan tongkat yang bisa digunakan,
yaitu cara nonvisual dan cara visual. Berikut penjelasannya.
a.
Perpindahan Tongkat
Cara Nonvisual
Cara ini sering
digunakan oleh pelari yang sudah mengenal satu sama lain karena membutuhkan
kerja sama dan saling pemahaman antarpelari. Cara ini biasa digunakan dalam
lari sambung 4 × 100 meter. Dalam teknik ini, pelari menerima tongkat dengan
berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya.
b.
Perpindahan Tongkat
Cara Visual
Dalam teknik ini pelari menerima tongkat
sambil berlari dan melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya.
Teknik ini biasanya digunakan pada nomor 4 × 400 meter.
2.
Peraturan Dasar Lari Sambung
Sebagai
salah satu cabang olahraga atletik, lari sambung memiliki peraturan tersendiri
yang harus ditaati. Peraturan tersebut mencakup peraturan perlombaan dan daerah
pergantian tempat.
a.
Peraturan Perlombaan
Berikut ini peraturan
perlombaan atletik untuk nomor lari sambung.
1)
Tongkat estafet memiliki rongga dengan
panjang 28–30 cm, berat 50 gram, dan bergaris tengah 38 mm.
2)
Panjang lintasan pergantian tongkat
estafet adalah 20 meter dengan lebar 1,20 meter. Pada lomba lari estafet 4 ×
100 meter, panjang lintasan ditambah 10 meter. Lintasan ini disebut prazona,
yaitu suatu lintasan di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat
larinya, tetapi tidak terjadi pergantian tongkat.
3)
Setiap pelari harus tetap tinggal di
jalur lintasan masing-masing walaupun tongkat sudah diberikan kepada pelari
berikutnya.
4)
Tongkat yang terjatuh diambil oleh
pelari yang menjatuhkannya.
b.
Daerah Pergantian
Tongkat
Lari sambung
melibatkan empat orang pelari dalam setiap regu. Keempat pelari tersebut ditempatkan
pada tempat-tempat tertentu. Cara menempatkannya adalah sebagai berikut:
1)
Pelari ke-1 ditempatkan di daerah
start pertama dengan lintasan di tikungan.
2)
Pelari ke-2 ditempatkan di daerah
start kedua dengan lintasan lurus.
3)
Pelari ke-3 ditempatkan di daerah
start ketiga dengan lintasan di tikungan.
4)
Pelari ke-4 ditempatkan di daerah
start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finis.
3.
Latihan Lari Sambung
Teknik
penerimaan dan pemberian tongkat sangat menentukan hasil perlombaan. Latihan
lari sambung pada dasarnya bertujuan untuk melatih kedua teknik tersebut. Kerja
sama antarpelari dalam satu regu sangat dibutuhkan dalam latihan ini. Anda
dapat melakukan latihan berikut bersama teman sebangku Anda.
a.
Latihan 1
Pelari membawa tongkat dengan tangan kiri,
artinya pelari akan memberikan tongkat dengan tangan kiri. Pelari lainnya siap
menerima dengan tongkat dengan tangan kanan dan telapak tangan menghadap ke
bawah.
b.
Latihan 2
Latihan ini bertujuan melatih pemberian dan
penerimaan tongkat di bagian atas tangan dengan belahan tangan yang sama.
Dengan demikian apabila tongkat diberikan dengan tangan kanan maka penerima
akan menerima dengan tangan kanan pula.
B. Lompat Jauh
Lompat
jauh dapat dilakukan dengan beberapa jenis gaya, salah satunya gaya berjalan di
udara. Gaya ini disebut juga gaya menendang. Dengan gerakan kaki yang memutar
ke depan atau berjalan saat melayang di udara akan memudahkan pelompat dalam
mempersiapkan pendaratan.
Dalam
melakukan gaya ini, tungkai diayun dengan kuat tinggi ke depan. Pada saat
melakukan tolakan, tungkai lurus ke bawah dan dibawa ke belakang badan dengan
lutut ditekuk. Gerak tungkai ayun masih terangkat sampai posisi horizontal,
sehingga posisi kedua tungkai terlihat seperti sedang berjalan atau berlari.
Kemudian, tepat sebelum mendarat, tangan dibawa ke belakang tubuh dan diayunkan
ke depan dengan kuat, sementara kaki dipersiapkan untuk mendarat.
1.
Teknik Dasar Lompat Jauh
Keseluruhan
rangkaian gerak teknik lompat jauh terbagi dalam awalan, tolakan, melayang di
udara, dan pendaratan. Teknik-teknik dasar ini harus dikuasai dengan baik untuk
mendapatkan koordinasi gerak yang baik sehingga menghasilkan jarak lompatan
yang jauh.
a.
Awalan
Awalan lari dilakukan dengan meningkatkan
kecepatan lari, tetapi masih terkendali untuk melakukan tolakan. Pada saat
mendekati papan tolakan, yaitu sekitar 3–5 langkah terakhir dipersiapkan untuk
mengalihkan kecepatan gerak horizontal (lari awalan) kepada kecepatan vertikal
(tolakan) dengan langkah yang terakhir pendek.
b.
Tolakan
Tolakan dilakukan sebagai tahap pengalihan
telapak kaki tolak untuk lepas landas. Tujuannya, yaitu menghasilkan gerak
mengangkat tubuh ke atas untuk gerak melayang di udara. Saat akan melakukan
tolakan, kaki tolak sedikit dibengkokkan, menapakkan kaki, dan meluruskan
tungkai untuk lepas landas. Gerakan tolakan memerlukan kecepatan, kekuatan, dan
koordinasi gerakan yang memadai sehingga gerakannya lebih efektif.
c.
Melayang di Udara
Gerakan kaki yang berjalan selama melayang di
udara akan memudahkan Anda untuk mempersiapkan pendaratan yang baik. Hal-hal
yang harus diperhatikan saat melakukan gerak melayang di udara adalah sebagai
berikut:
1)
Memelihara keseimbangan badan saat
melayang.
2)
Mengusahakan tahanan udara sekecil
mungkin.
3)
Mengusahakan melayang di udara selama
mungkin.
4)
Mempersiapkan kaki untuk pendaratan.
d.
Pendaratan
Pendaratan dilakukan dengan persiapan
menundukkan kepala, mengayun lengan, dan membawa pinggang ke depan. Dengan
demikian, pada saat pendaratan, anggota badan yang lain tidak menyentuh pasir
lebih belakang daripada kaki. Apabila harus menyentuh pasir, perkenaan dengan
pasir harus lebih depan dari kaki.
Untuk
meningkatkan kemampuan penguasaan teknik lompat jauh, Anda harus memerhatikan
faktor-faktor yang menentukan hasil lompatan seseorang, di antaranya sebagai
berikut:
1)
Penentuan jarak awalan yang tepat
2)
Penentuan irama lari awalan
3)
Kemampuan menolak dan lepas landas
4)
Kemampuan gerak melayang
5)
Kemampuan gerak pendaratan
2.
Peraturan Dasar Lompat Jauh
Berikut
ini beberapa peraturan dasar dalam lompat jauh:
a.
Lintasan Lari Awalan
Panjang lintasan lari awalan minimal 40 m,
sementara lebarnya minimal 1,22 m dan maksimal 1,25 m. Lintasan dibatasi dengan
garis putih selebar 5 cm di sebelah kanan dan kirinya.
b. Papan
Tolak
Papan tolak berbentuk segi empat, terbuat
dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan di cat putih. Papan tolakan ditanam
tidak kurang dari 1 meter dari tepi dekat tempat pendaratan. Jarak papan tolak
dengan sisi terjauh dari tempat pendaratan minimal 10 m.
Ukurannya adalah sebagai berikut:
Panjang = 1,21–1,22 m
Lebar = 1,98–2,02 dm
Tebal = 1,00 dm
Papan tolak harus ditanam di tanah, bagian
atasnya rata dengan tanah lintasan lari dan tempat pendaratan. Di belakang
garis tolakan dipasang papan plastisin atau bahan lain yang sesuai, yang
berfungsi sebagai pencatat injakan kaki pelompat yang salah dan membekas di
papan tersebut.
c.
Bak Pendaratan
Lebar bak pendaratan minimal 2,75 m. Bak
pendaratan harus diisi dengan pasir yang lembut dan basah. Permukaan atasnya
harus datar dan rata dengan permukaan papan tolak.
3.
Peraturan Perlombaan Lompat Jauh
Dalam
perlombaan lompat jauh, terdapat beberapa aturan khusus sebagai berikut:
a. Jika jumlah peserta lebih dari 8
peserta, tiap peserta diberi tiga kali kesempatan melompat dan kemudian diambil
8 pelompat dengan hasil lompatan terbaik. Jika hasil lompatan yang sama pada
urutan yang kedelapan, maka diberikan tiga kali kesempatan lompatan kepada
masing-masing pelompat. Jika jumlah peserta 8 orang atau kurang, setiap peserta
diberikan 6 kali kesempatan lompatan.
b. Seorang
pelompat dinyatakan gagal apabila melakukan hal-hal berikut:
1)
Menyentuh tanah di belakang garis
batas tumpuan dengan bagian tubuh manapun, baik sewaktu membuat ancang-ancang
lompat maupun sewaktu lari kencang tanpa membuat tolakan.
2)
Menolak dari luar ujung balok tumpuan,
baik sebelum maupun sesudah garis perpanjangan garis tumpuan.
3) Pada waktu mendarat, pelompat
menyentuh tanah di luar zona pendaratan atau bak lompat sebelum melakukan pendaratan
yang benar pada bak pendaratan.
4)
Sesudah melompat dengan sempurna,
pelompat berjalan balik melalui bak lompat.
5)
Mendarat dengan melakukan suatu
gerakan salto.
c.
Semua lompatan harus diukur dari
tempat bekas pendaratan di bak lompat ke balok tumpuan. Cara pengukuran harus
tegak lurus dengan garis tumpuan atau perpanjangannya. Pengukuran dilakukan
dari sisi bekas pendaratan yang terdekat dengan balok tumpuan lalu ditarik
lurus ke sisi balok tumpuan yang dekat dengan bak lompat.
Tips
Lari Estafet
Berikut
ini beberapa tips dalam lari estafet:
1.
Jarak pelari 2, 3, dan 4 harus diukur
dengan tepat.
2. Jika pelari 1 dan 3 memegang tongkat
dengan tangan kanan, maka pelari 2 dan 4 sebaiknya menerima tongkat pada tangan
kiri.
3.
Pelari 1 dan 3 biasanya dipilih pelari
yang menguasai tikungan, sedangkan pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang berdaya
tahan baik.
4.
Setelah memberikan tongkat estafet
jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.
Rangkuman
· Nomor
perlombaan dalam lari estafet adalah 4 × 100 m dan 4 × 400 m.
· Dalam
penerimaan tongkat, ada dua cara yang umum digunakan, yaitu cara nonvisual dan
cara visual.
· Tahapan
lompat jauh adalah awalan, gerak menolak, gerak melayang, dan mendarat.
· Pada
gaya langkah, gerak melayang dibiarkan agak lama, sebelum melakukan pendaratan,
kaki tolak bergabung dengan kaki ayun serta tubuh dibungkukkan ke depan sebagai
persiapan untuk melakukan pendaratan.
Demikian
artikel tentang Aktivitas Atletik (1),
Materi Penjas Kelas 11 SMA, semoga berkah dan selalu bermanfaat. Salam cerdas…..
Belum ada tanggapan untuk "Aktivitas Atletik (1), Materi Penjas Kelas 11 SMA"
Post a Comment