Search This Blog

Kisah Nabi Muhammad saw. “Teguran yang tidak Menyakitkan”

Suatu hari, Nabi Muhammad saw. sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya sambil menunggu saat shalat tiba. Tiba-tiba para sahabat datang. Mereka baru pulang dari pesta makan daging. Terciumlah bau yang kurang sedap dalam majelis itu. Rasulullah saw. menyadari bahwa bau itu disebabkan oleh uap napas seseorang akibat makan daging yang berlebihan. Rasulullah saw. juga menyadari bahwa orang yang bersangkutan akan malu kalau ketahuan.

Mengingat sebentar lagi akan melaksanakan shalat berjamaah dan kalau orang yang mengeluarkan bau kurang sedap itu beranjak pergi berwudu, akan ketahuanlah sumber bau kurang sedap itu berasal darinya. Tentu dia bisa malu. Beliau menginginkan pelaku merasakan kesalahannya itu tanpa diketahui oleh banyak orang.

Rasulullah saw. melepaskan pandangannya kepada semua yang hadir seraya memerintahkan.

“Siapa yang makan daging hendaknya berwudu”! “Semua memakan daging ya Rasulullah” jawab para sahabat.

“Kalau begitu, berwudu kalian semua.”

Mereka bangkit pergi berwudu’, termasuk orang yang menjadi sumber datangnya bau kurang sedap itu. Orang ini telah diselamatkan dari rasa malu, berkat kecerdikan dan kelembutan akhlak Rasulullah saw.

Demikianlah keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad saw. dalam memperhitungkan tindakan sampai sekecil-kecilnya agar tidak melukai perasaan orang dan kehormatan orang lain.


(Sumber: Al-Thabaqat al-Saniyyat fi Tajarun al-Hanafiyat, Taqiyyuddin bin Abdul Qadir al-Tammii Al-Islam)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kisah Nabi Muhammad saw. “Teguran yang tidak Menyakitkan”"

Post a Comment